SIKAP, PERILAKU DAN KEPRIBADIAN

SIKAP dapat dikatakan merupakan prediposisi stabil untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap kategori atau objek tertentu. Misalkan Abdul mempunyai sikap yang negatif terhadap tokoh penguasa.

Sebagai karyawan, ia mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa para atasannya bersifat diktator. Jadi kita dapat mengatakan bahwa sikap sebagai fokus mental anda dalam memandang dunia luar dimana anda dapat merasa optimistik dan atau merasa pesimistik.

Dalam bahasa sederhana sikap adalah cara anda melihat sesuatu secara mental (kesiapan berpikir dan memahmi menurut pola berpikir tertentu) atau dengan kata lain sikap adalah cara anda mengkomunikasikan suasana hati anda kepada orang lain.

Dengan demikian anda dapat memfokuskan atau mengarahkan pikiran anda dalam suatu situasi sebagai peluang ataupun sebagai hambatan seperti halnya hari yang mendung dapat terasa indah, dapat pula terasa buruk, oleh karena itu andalah yang dapat menentukan suatu persepsi sebagai suatu proses memandang atau menafsirkan lingkungan anda.

Singkatnya sederhana sekali bahwa anda akan memotret kehidupan yang ingin anda potret, sehingga bila anda menekankan hal yang positif dan mengabaikan yang negatif adalah seperti menggunakan kaca pembesar artinya disatu sisi bila anda membayangkan anda menggunakan lensa binokuler, maka akan bermakna sisi pembesarnya untuk memandang hal-hal yang postif dan baliklah bilamana anda menjumpai unsur-unsur negatif untuk membuatnya kelihatan lebih kecil.

Sejalan dengan uraian diatas, kita tidak dapat melepaskan pemahaman tentang terbentuknya sikap itu sendiri karena dari situlah kita dapat memahami struktur sikap beserta komponen-komponennya yaitu komponen kognitif berupa apa yang dipercayai oleh subjek pemilik sikap, komponen afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut aspek emosional dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh subjek.

Kesimpulan kita bahwa SIKAP anda adalah suatu isyarat yang anda pancarkan kepada orang lain, yang berarti juga cara anda melihat sesuatu secara mental dari dalam, dengan demikian memusatkan perhatian pada faktor-faktor positif dari lingkungan, maka akan mudah untuk tetap bersikap positif. Sebaliknya bilamana ada goncangan pada diri anda akan berdampak sikap anda menjadi negatif, dalam situasi demikian tantangannya adalah penyesuaian sikap untuk mengembalikan kepada yang positif.

PERILAKU adalah segala tindakan yang dilakukan oleh suatu organisme, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati (seperti pikiran dan perasaan), dengan kata lain perilaku adalag “gaya”. Jadi setiap manusia akan mengaktualisasikan diri kedalam tiga gaya perilaku yang disebut dengan asertif, nonasertif dan agresif.

Perilaku ASERTIF bersifat aktif, langsung dan jujur berarti perilaku ini mengkomunikasikan kesan respek kepada diri sendiri dan kepada orang lain, sehingga memandang keinginan, kebutuhan dan hak satu sama lain adalah sama. Jadi ada kemampuan untuk mempengaruhi, mendengarkan dan bernegosiasi sehingga orang lain bersedia untuk be-kerjasama dengan secara suka rela.

Perilaku NONASERTIF bersifat pasif dan tidak langsung. Merupakan kebalikan dari asertif karena ia membiarkan keinginan, kebutuhan dan hak orang lain menjadi lebih penting dari milik kita, ini berarti menciptakan situasi ”menang-kalah”.

Perilaku AGRESIF bersifat lebih komplek karena dapat aktif atau pasif, jujur atau tidak jujur, langsung atau tidak langsung, tetapi pada dasarnya mengkomunikasikan suatu kesan superioritas dan tidak adanya respek, jadi kita menempatkan keinginan, kebutuhan dan hak kita diatas orang lain.

Dengan memahami ketiga gaya tersebut, kita dapat secara bertahap melakukan perubahan gaya, walaupun kita semua menggunakan tiga gaya perilaku tersebut, yang menjadi masalah bagaimana kita dapat menuju yang asertif secara konsisten dengan melepaskan diri dari situasi dan faktor pribadi, dengan cara memahami filosofi asertif itu sendiri seperti dibawah ini :

(1) Saya memahami bahwa orang akan berubah hanya bila mereka memilih untuk berubah;

(2) Saya menyadari bahwa setiap pilihan asertif menghalangi gaya yang lain dan meyakini keberhasilan itu ada;

(3) Saya meyakini aktualisasi sikap saya dari bereaksi atas sikap orang lain;

(4) Saya menyadari bahwa sikap orang lain berbeda dengan sikap saya, tetapi orang lain tetap baik adanya;

(5) Saya menerima tanggung jawab karena kesadaran, kecerdasan dan akal sendiri bukan dari orang lain.

KEPRIBADIAN, adalah suatu pengertian yang dimaksudkan disini yang menyangkut suatu kesan menyeluruh tentang diri seseorang, yang dilihat orang lain. Kesan itu merupakan bauran yang unik dari ciri-ciri fisik dan mental yang ada dalam diri seseorang.

Kesan yang ditarik oleh orang lain menjadi positif tentang kepribadian orang, bila yang bersangkutan menunjukkan semua kemampuan, perbuatan, dan kebiasaan seseorang baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial dapat dijadikan panutan bagi orang lain, kecuali keadaan penampilan yang sebaliknya.

Kepribadian yang sehat akan sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk terus meningkatkan kedewasaannya dalam mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang dapat diterima oleh orang lain dilihat dari sisi rohaniah, sosial, emosional dan intelektual yang bersumber dari kepercayaan diri karena kemampuan untuk menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan.

Leave a comment